Efek Penggunaan
Alprazolam Yang Tidak Sesuai Indikasi
Oleh : dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater Klinik Psikosomatik
Omni Hospitals Alam Sutera)
Sejak salah seorang pasien menuliskan tentang pengalamannya
melepaskan diri dari alprazolam (tulisannya bisa dibaca di http://psikosomatik-omni.blogspot.co.id/2011/08/akhirnya-lepas-dari-ketergantungan.html)
banyak pasien yang mendatangi saya untuk berkonsultasi dengan masalah yang sama.
Menariknya kasus ini rata-rata mirip latar belakangnya yaitu pasien diberikan obat
tersebut tanpa tahu karena dokter yang meresepkannya mengatakan obat tersebut
adalah obat racikan obat lambung.
Pada beberapa kali kesempatan bertemu dengan dokter umum
atau spesialis dan memberikan seminar tentang penggunaan obat golongan
benzodiazepine (alprazolam termasuk obat golongan ini) saya selalu menekankan
perlunya untuk mengatasi masalah pasien dengan obat yang sesuai indikasinya.
Penggunaan
obat golongan penenang jenis benzodiazepine ini memang menjadi perhatian saya
sejak mulai berkecimpung di dunia psikiatri. Badan kesehatan dunia WHO pada
laporannya mengatakan 80% peresepan benzodiazepine dilakukan oleh dokter umum
di pelayanan primer. Sejak ditemukan di tahun 1957 dalam bentuk sediaan
Chlordiazepoxide sebagai sediaan benzodiazepine pertama yang ditemukan oleh Leo
Sternbach (1908-2005) maka penemuan selanjutnya semakin banyak berkaitan dengan
obat golongan ini dan penggunaannya semakin marak di praktek klinis.
Benzodiazepine
sebagai obat lambung?
Penggunaan benzodiazepine sebagai salah satu pelengkap obat
lambung sebenarnya sudah lama dikenal. Librax suatu merk dagang obat yang
diindikasikan untuk tambahan terapi tukak (ulkus) peptikum dan irritable bowel
syndrome (IBS)mengandung Chlordiazepoxide 5mg dan Clidinium Br 2,5mg. Dalam
keseharian praktek sehari-hari banyak dokter juga yang mencampur beberapa obat
golongan benzodiazepine dengan obat lambung lainnya agar mendapatkan efek yang
baik untuk lambung pasien.
Hal ini dikarenakan pada banyak kasus masalah lambung di
pelayanan praktek sehari-hari lebih berkaitan dengan dispepsia fungsional di
mana keterlibatan aksis otak dan lambung (brain gut axis) sangat kentara. Secara
praktik klinis banyak dokter yang menyimpulkan bahwa masalah yang terkait
dengan lambung yang dialami pasien adalah masalah terkait stres.
Obat golongan benzodiazepine yang mempunyai efek menenangkan
sistem saraf pusat lewat jalur GABA (Gama-amino-butiric-acid) secara umum
mempunyai efek menenangkan sistem saraf otonom juga yang berkaitan dengan
sistem pencernaan. Selain itu secara embriologi asal lambung dan otak berasal
dari satu batang otak (core) yang berkembang terpisah selanjutnya. Tidak heran
hubungan antara lambung dan susunan saraf pusat.
Alprazolam salah satu obat golongan benzodiazepine yang
paing dikenal di kalangan dokter dan pasien. Banyak dokter juga menggunakan
obat ini untuk mengatasi masalah kecemasan, gangguan tidur dan juga gangguan
psikosomatik termasuk gangguan lambung terkait masalah psikosomatik. Sayangnya
kurangnya pengetahuan banyak dokter tentang efek obat ini di dalam sistem
saraft pusat dan bagaimana menggunakannya secara tepat sering menyebabkan
masalah di kemudian hari. Salah satunya adalah kesulitan lepas dari obat ini dan
reaksi putus zat yang sangat tidak nyaman.
Salah satu masalah yang ditimbulkan penggunaan alprazolam
dikarenakan penggunaan yang rutin (lebih dari 4 minggu), tanpa jeda (tidak
intermitten) dan dosis besar walaupun terbagi dalam beberapa kali penggunaan
sehari. Pengalaman klinis saya menangani masalah kesuitan lepas dari alprazolam
pada pasien-pasien yang sebenarnya tidak mengetahui bahwa dirinya diberikan
alprazolam oleh dokternya mengatakan bahwa pemakaian lebih dari 4 minggu secara
rutin obat ini bisa menimbulkan efek tidak nyaman ketika dilepaskan salah
satunya tidak bisa tidur. Jadi ada beberapa pasien yang ketika mulai menggunakan
obat racikan alprazolam ini sebenarnya tidak mengalami sulit tidur tetapi
karena menggunakan alprazolam dan akhirnya dilepas karena merasa sakit
lambungnya sudah baik malah tidak bisa tidur.
Selain gangguan tidur, penggunaan lama alprazolam dapat
menyebabkan masalah jika dilepas tiba-tiba seperti ganguan kecemasan dan rasa
tidak nyaman terkait dengan gejala fisik. Hal inilah yang akhirnya menjadi
masalah yang sulit ditangani. Penggunaan alprazolam yang tidak sesuai indikasi
utamanya dan dalam waktu lama akan menyebabkan masalah. Sebagai informasi
indikasi utama alprazolam adalah untuk mengatasi gejala gangguan kecemasan
panik karena sifatnya yang sedatif (menenangkan) dan efeknya cepat.
Hindari penggunaan
lama dan rutin
Alprazolam adalah obat yang sangat diperlukan di dalam
praktek sehari-hari. Efektifitasnya yang baik dalam menangani serangan panik
pada pasien gangguan kecemasan sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi. Namun
demikian penggunaannya untuk indikasi lain perlu diwaspadai termasuk untuk
membantu masalah insomnia atau kesulitan tidur.
Salah satu yang perlu dipikirkan adalah bahwa pasien harus
mengetahui bahwa obat yang digunakannya mempunyai potensi menimbulkan masalah
jika digunakan dalam waktu lama dan rutin. Dokter yang meresepkannya juga perlu
memahami dengan baik penggunaan obat ini. Pemberian informasi kepada pasien
tentang obat ini sangat perlu agar pasien dan dokter juga bisa bekerja sama
untuk jalan terbaik dalam pengobatan.
Hindari penggunaan lama dan rutin untuk mengatasi masalah
pasien. Penggunaan lama dan rutin harus atas pengawasan dokter ahli jiwa atau
psikiater yang memahami masalah ini. Jika tidak masalah di depan akan bisa didapatkan
apalagi jika pasien mempunyai riwayat masalah narkotika dan alkohol. Semoga
informasi ini bermanfaat. Salam Sehat Jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar