Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan keluhan merasa tidak nyaman di dada kanannya. Keluhan seperti terasa "pegal" dan rasanya kadang berpindah. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak sekitar 4 bulan sebelum datang kontrol ke Klinik Psikosomatik RS OMNI. Pasien telah melakukan pemeriksaan penunjang EKG dan Echocardiography namun tidak ditemukan adanya kelainan yang mendasari keluhannya saat ini. Wawancara dengan pasien mendapatkan keterangan bahwa pasien sudah mengalami hal ini sebenarnya sejak 6 bulan yang lalu, keluhan rasa tidak enak di dada sebelah kanan ini memang tidak spesifik untuk keluhan di organ jantung tapi pasien sendiri merasa "kadang" ada keluhan di dada kiri. Keluhan sering disertai dengan jantung berdebar-debar dan perasaan tidak enak seperti ingin pingsan. Karena keadaan ini pasien menjadi sulut beraktifitas, sering merasa takut bila bepergian ke mana-mana karena takut bila keluhannya kambuh.
Dari riwayat perkembangan psikososial didapatkan pasien seorang yang "perfeksionis", bekerja di dalam tekanan dan selalu ingin tampil baik dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya. Riwayat nyeri dada ini dimulai ketika pasien mengetahui jika ada salah satu temannya yang mengalami sakit dada dan kemudian meninggal keesokan harinya.
Masalah keluarga tidak ditemukan yang berarti atau yang dianggap berarti bagi pasien. Dukungan istri baik dan tidak tampak adanya disfungsi di dalam keluarga.
Tata Laksana
Setelah melakukan pengulasan terhadap hasil wawancara dengan pasien, pemeriksaan fisik dan pengulasan rekam medik yang dibawa pasien, ditemukan tidak adanya kondisi medis fisik yang bermakna yang dapat menjelaskan keadaan sakit fisiknya saat ini. Keluhan dada pasien dikategorikan sebagai keluhan somatik yang berasal dari kondisi aktifitas psikologis (psikosomatik). Hal ini dimungkinkan karena suatu sistem neurotransmiter di otak yang memicu sistem saraf otonom dan sistem hipotalamus pituitary adrenal (HPA Axis) yang membuat terjadinya keluhan-keluhan pasien saat ini. Sistem ini terpicu oleh kondisi stres yang akut maupun yang berlangsung kronik.
Tatalaksana pertama adalah dengan edukasi tentang kondisi yang terjadi pada pasien. Pasien diharapkan dapat mengerti dengan keadaannya dan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pengobatan dengan obat antidepresan golongan SSRI (Sertraline) diberikan dalam jangka waktu 3 bulan. Penggunaan obat anticemas yang dipilih adalah Clobazam dengan dosis minimal (5mg) yang digunakan selama 2 minggu paling lama.
Hasil Evaluasi
Dua minggu setelah datang pertama kali, pasien datang kontrol kembali. Keluhan psikosomatik berupa nyeri pegal di dada sdh hilang dan pasien merasa lebih nyaman. Ada kondisi sesaat misalnya suasana yang panas atau kemacetan yang lama yang terkadang memicu keluhan itu kembali tetapi sangat jarang. Dalam dua minggu pasien hanya merasakan 2 kali keluhan itu datang. Kondisi serangan panik sdh tidak pernah terulang lagi. Pengobatan direncanakan diteruskan walaupun keadaan sudah lebih baik, hal ini untuk mencegah keberulangan. Pasien hanya menggunakan Sertraline saja karena Clobazam sudah dilepaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar