oleh : Dr.Andri,SpKJ
Kemarin (13/10/2011) telah diadakan seminar untuk para dokter lulusan
baru di FK UKRIDA dengan tema “Common Mental Health in Primary Care :
Diagnosis and Treatment”. Pada kesempatan ini saya mengetengahkan
presentasi tentang Gangguan Psikosomatik di Pelayanan Primer, Bagaimana
Diagnosis dan Tatalaksana awalnya.
Topik ini saya angkat karena pada berbagai kepustakaan, keluhan
psikosomatik merupakan keluhan yang paling banyak dialami oleh
pasien-pasien yang datang ke pelayanan primer. Pasien yang datang ke
dokter dengan keluhan fisik ternyata 19.7-22% mengalami gangguan
somatisasi yang seringkali mengganggu pasien dan kualitas hidupnya.
Gangguan psikosomatik dalam bahasa kedokteran jiwa lebih dikenal dengan
sebutan Gangguan Somatisasi sebagai bagian dari payung diagnosis
Gangguan Somatoform. Gejala yang paling khas dari gangguan Somatisasi
adalah banyaknya keluhan yang terjadi di berbagai organ terutama
lambung, otot, dan paling sering mengalami keluhan nyeri. Gejala ini
biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan untuk mendapatkan diagnosis
tetap sebagai suatu Gangguan Somatisasi.Pasien dengan keluhan seperti
ini biasanya akan berpindah-pindah dokter karena “penyakitnya” tidak
sembuh-sembuh.
Namun ternyata pada prakteknya diagnosis Gangguan Somatisasi jarang bisa
ditetapkan pada pasien dengan keluhan-keluhan psikosomatik. Kebanyakan
keluhan psikosomatik-nya hanya beberapa saja atau hanya fokus di salah
satu gejala seperti jantung berdebar, sesak napas dan tidak nyaman di
daerah dada. Lain kali pasien ada yang mengeluh lebih banyak keluhan
lambungnya daripada yang lain. Kasus-kasus seperti ini yang lebih banyak
terlihat di Klinik daripada yang benar-benar sebagai gangguan
somatisasi. Survey yang dilakukan di Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam
Sutera kepada pasien-pasien yang datang dengan keluhan psikosomatik,
ternyata lebih dari 50% di antaranya, diagnosis dasarnya adalah Gangguan
Cemas Panik.
Untuk itulah peran dokter umum di pelayanan primer sangat penting dalam
mendiagnosis keluhan-keluhan psikosomatik pada pasiennya. Pandangan
seorang dokter terhadap pasien seharusnya menyeluruh dan berpikir dengan
konsep biopsikososial. Pendekatan biospikososial ini yang akan melihat
pasien secara menyeluruh bukan hanya keluhan fisiknya saja tetapi juga
apakah keluhan itu terkait juga dengan jiwa dan lingkungan sosialnya.
Pada dasarnya semua penyakit pasti memiliki pendekatan biospikososial
karena manusia memang makhluk biopsikososial.
Pada akhirnya tujuan dari seminar ini adalah agar kemampuan
dokter-dokter umum khususnya yang akan berpraktek nanti akan lebih
terasah dalam mendiagnosis kondisi keluhan psikosomatik yang sebenarnya
sangat sering didapatkan pada pasien-pasien yang datang ke pelayanan
primer dengan keluhan fisik.
http://www.facebook.com/pages/Psikosomatik-Medis/239114322787902
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus