Jumat, 21 September 2012

Tujuan Pengobatan Gangguan Cemas : "Self Control"

Oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater)

Banyak pasien sering bertanya kepada saya apakah obat adalah satu-satunya cara dalam pengobatan gangguan cemas yang dialaminya. Saya dengan tegas mengatakan tidak. Pengobatan dengan obat adalah salah satu cara untuk memfasilitasi perbaikan sistem di dalam otak dan membuat kondisi lebih nyaman untuk melakukan perbaikan di dalam pola pikir dan perilaku.
Kita mengetahui bahwa otak lah yang memproduksi pikiran, perasaan dan perilaku. Pada pasien gangguan kejiwaan apapun jenisnya, fungsi otak mengalami ketidakseimbangan dalam kerjanya dan mempengaruhi pada produksi otak tersebut yaitu pikiran, perasaan dan perilaku. Seperti pernah saya jelaskan dalam artikel sebelumnya bahwa kerusakan sistem di otak yang terjadi pada pasien gangguan kejiwaan terjadi jauh sebelum gejala muncul pada pasien itu. Itulah mengapa pada tahapan awal pasien yang mengalami gangguan kejiwaan memerlukan pengobatan dengan obat. Tujuannya adalah memperbaiki sistem yang telah rusak tersebut.
Setelah otak diperbaiki maka paling penting adalah memfasilitasi perbaikan selanjutnya lewat terapi kognitif. Sebagai contoh pasien gangguan cemas, mereka sering kali merasa bingung apa yang terjadi pada dirinya. Kalau dibilang mengalami stres, banyak dari mereka yang tidak merasa adanya stres dalam kehidupan mereka. Hal ini disebabkan mungkin karena stres sudah beradaptasi dengan kondisi kehidupan mereka sehari-hari sehingga secara sadar sudah dianggap bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun demikian kondisi ketidakseimbangan di dalam otak tetap berlangsung sebelum diperbaiki.

Tujuan Akhir "Self Control"
Pasien yang telah selesai menjalani pengobatan kepada saya sering bertanya apa yang harus dilakukan agar tidak kambuh dari sakitnya. Saya selalu menyarankan menjaga kesehatan fisik karena itu sangat erat kaitannya dengan kondisi kejiwaan. Kelelahan dan sakit fisik yang berat ataupun ringan bisa membuat ketidakseimbangan sistem di otak dan akhirnya memicu kekambuhan. Lain daripada itu tidur yang baik dan berkualitas harus dicapai. Pasien sering diingatkan untuk bisa tidur dengan baik dan di jam yang baik. Artinya minimal bisa tidur 5 jam sehari dan sebelum jam 12 malam.
Pasien gangguan cemas juga diterangkan asal usul mengapa dirinya bisa mengalami gejala-gejala fisik yang sering disebut psikosomatik. Hal inilah yang membuat pasien gangguan cemas memerlukan informasi yang jelas tentang asal usul gejalanya dan bagaimana mengatasinya. Sering kali ketidaktahuan akan informasi ini yang membuat pasien menjadi bingung dan kesulitan menerima dirinya. Lebih jauh mereka menjadi lebih sering akhirnya terjebak dalam "shopping doctor" yaitu berkunjung ke banyak dokter untuk menanyakan apa yang dialaminya. Beruntung kalau bertemu dengan dokter yang memahaminya kalau tidak maka lingkaran setan pencarian akan tidak bisa berhenti.
Sebenarnya informasi yang diberikan kepada pasien tentang gejalanya dan bagaiman mekanismenya ini berguna untuk pasien agar mampu mengatasi dirinya sendiri jikalau gangguan cemas itu kembali hadir. Kepercayaan diri yang baik didukung dengan kondisi pengetahuan yang baik tentang sakit yang dialami mampu pada banyak kasus membuat pasien lebih nyaman menghadapi. Cemas boleh datang, tetapi pertahanan diri pasien sudah semakin baik secara fisik dan psikologis. Inilah yang mencegah kekambuhan datang. Dengan demikian pengobatan dari gangguan cemas memang tujuan akhirnya adalah memberikan rasa kontrol terhadap diri sendiri yang sebelumnya tidak dimiliki oleh pasien gangguan cemas.
Semoga informasi ini berguna. Salam Sehat Jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar