oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater)
Pertanyaan seperti di atas sering kali datang kepada saya saat
bertemu dengan pasien di ruang klinik. Pasien biasanya bertanya apakah dirinya
perlu makan obat untuk mengatasi kondisinya saat ini. Kebanyakan pasien yang
datang ke praktek saya memang mengalami gangguan kecemasan dengan gangguan
kecemasan panik menempati urutan yang paling banyak.
Pasien yang datang biasanya sudah mengalami masalah selama
beberapa bulan sampai tahun. Kondisi kehidupan pribadi maupun sosialnya biasanya
sudah mengalami penurunan. Pasien cemas panik sering malah kesulitan untuk
keluar rumah sendiri dan harus ditemani orang lain. Belum lagi gejala-gejala
fisik yang dikenal sebagai keluhan psikosomatik yang sering membuat pasien
tidak nyaman dengan dirinya.
Kasus-kasus yang datang ini kebanyakan sudah menahun dan pernah
mengalami pengobatan sebelumnya namun tidak berhasil sembuh baik. Banyak faktor
yang mengakibatkan kesembuhan yang tidak sempurna. Salah satunya adalah
ketidakpatuhan makan obat.
Obat Harus dimakan teratur
Pengobatan pasien dengan gangguan cemas panik dan yang mengalami
gejala-gejala psikosomatik saat ini disarankan menggunakan obat antidepresan
golongan sertraline atau golongan SSRI jenis lain. Dahulu dan bahkan sampai
saat ini penggunaan obat anticemas (anxiolytic) memang masih sering menjadi
pengobatan namun karena efeknya yang sering kali sulit lepas dan adanya
toleransi maka penggunaan anxiolytic terutama yang berwaktu paruh pendek (obat
ini habis masa kerjanya pendek di dalam darah) seringkali dihindari.
Alprazolam yang terkenal untuk kasus gangguan cemas panik terutama
mampu mengobati dengan cepat saat serangan panik datang juga perlu diperhatikan
penggunaannya. Kebanyakan tidak disarankan lebih dari 8 minggu dengan dosis
yang lebih baik rendah. Sayangnya dalam berbagai literatur dan pengalaman
klinis yang dicatat oleh beberapa ahli, penggunaan alprazolam untuk pasien
gangguan cemas panik membutuhkan dosis lebih tinggi. Sayangnya obat ini mudah
meningkat pemakaiannya apalagi pada pasien dengan riwayat penggunaan alkohol
dan zat narkotika lain.
Saat ini pasien dengan gangguan cemas panik seperti juga gangguan
depresi lebih disarankan menggunakan obat antidepresan golongan SSRI. Efektifitasnya dan tolerabilitasnya yang baik membuat obat ini menjadi
pilihan pertama saat ini. Efeknya untuk menstabilkan kondisi kimiawi otak
terutama terkait serotonin mempunyai hasil memberikan pasien kondisi perbaikan
dalam gejala kecemasannya.
Satu hal yang perlu
diingat oleh pasien adalah dibandingkan dengan obat benzodiazepine termasuk di
antaranya Alprazolam, efek obat antidepresan seperti sertraline misalnya lebih
lama menimbulkan efek di pasien. Efek anticemasnya baru akan lebih bekerja di
minggu kedua sampai ke empat. Pasien juga sering kali merasakan efek samping
yang tidak nyaman seperti kepala kencang, mual dan gangguan fungsi seksual
seperti libido yang menurun dan susah ejakulasi bagi laki-laki. Namun demikian
pemakaian obat harus diteruskan.
Saya pernah membaca salah satu blog dokter jiwa di Amerika Serikat
yang menuliskan mengapa antidepresan lebih baik diresepkan oleh dokter jiwa
alias psikiater. Hal itu disebabkan psikiater lebih memahami efek obat dan efek
samping yang mungkin timbul. Di Amerika Serikat kita ketahui dokter umum boleh
meresepkan obat-obat antidepresan namun sering kali pengetahuannya tidak
mencukupi. Pasien sering kali mengeluh efek samping dan dokter buru-buru
menghentikan penggunaan obat. Padahal efek samping akan hilang berjalannya
waktu.
Lama Makan Obat Diperhatikan
Pasien juga selain harus patuh makan obat setiap hari juga perlu
memakan obat dalam jangka waktu tertentu. Kalau kita melihat rujukan ilmiah
dari Amerika Serikat, maka penggunaan obat antidepresan pada kasus gangguan
kecemasan bisa sampai 12 bulan sejak gejala membaik. Hal ini agar mencegah
keberulangan. Beberapa literatur lain mengatakan cukup 6 bulan sejak perbaikan
terjadi.
Banyak pasien yang merasa nyaman di minggu-minggu awal kemudian
menghentikan pengobatan. Hal inilah yang perlu diingat dan dihindari oleh
pasien agar tidak menjadi kambuh dan harus mengulangi pengobatan dari
awal.
Semoga informasi ini
berguna. Salam Sehat Jiwa
obat antidepresan itu kimia dan efek sampingnya sangat mengerikan,tak bisakah para dokter buat dari herbal yg aman gitu, obat itu jg mahal yg jd malah bikin parah pasiennya karena tak da biaya. mksih
BalasHapusera sekarang harusnya para spikiater mulai kerjasama dengan para herbalis untuk penanganan depresi,jangan mengandalkan obat kimia yg harganya selangit dan berefek malah bikin depresi,kasihan penderita yg miskin mereka tak tertolong.mungkin ada herbal yg bisa diteliti di laborat dan bisa menyembuhkan. para dokter sih kaya nah gmana pasien miskin? tolong dikembangkan obat dari herbal
BalasHapusObat dari herbal itu belum tentu lebih aman daripada obat kimia, jangan tertipu pak Ari
BalasHapusJual Berbagai Macam Obat Anti Depresan Dan Obat Penenang Seperti :
BalasHapusCalmlet, Dumolid, Riklona Dll.
Chat WA : 081228866411
Info Lebih Lengkap Kunjungi Website Kami www.obatpenenang.xyz