oleh : dr.Andri,SpKJ (Psikiater)
“Saya sebenarnya sudah lama ingin berkunjung ke psikiater, tetapi kata keluarga saya jangan nanti bisa bikin ketergantungan kalau makan obat psikiater”
“Saya punya teman yang sudah 10 tahun makan obat-obat psikiater, kayaknya psikiaternya sengaja bikin pasien ketergantungan ama obat ya Dok?”
“Dok makan obat ini kok saya jadi tidak bisa lepas ya, kalau dilepas gejala saya kambuh. Jangan-jangan obat ini buat saya ketergantungan?”
Kalimat-kalimat percakapan di atas sering kali saya dapatkan dari pasien yang berkonsultasi kepada saya di klinik. Adanya ketakutan akan ketergantungan obat dan perasaan tidak nyaman berhubungan dengan obat-obatan adalah salah satu kekhawatiran yang sering diungkapkan pasien. Banyak pasien juga mengatakan cerita-cerita pasien psikiater yang tidak bisa lepas dari obat yang diberikan.
Mungkin pembaca sekalian di sini juga bertanya hal yang sama. Apakah obat-obat psikiater memang susah dilepaskan dari pasien? Atau apakah memang ada niat dari psikiater membuat pasiennya ketergantungan dengan obat yang diberikan? Tulisan selanjutnya di bawah ini akan berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Butuh Waktu Lama
Saya percaya bahwa pada dasarnya setiap dokter akan berlaku sesuai dengan Sumpah Dokternya yang akan menolong setiap hidup insani tanpa perbedaan dan tidak akan mengambil keuntungan daripadanya. Adanya beberapa “kecurigaan” pasien terhadap dokternya terhadap pemberian obat memang lebih sering didasarkan adanya rasa tidak percaya (trust) antara dokter dan pasien serta minimnya informasi yang diberikan dokter tentang pengobatan yang diberikan buat pasiennya.
Untuk kasus gangguan jiwa, pengobatan seperti yang pernah saya tulis dalam tulisan-tulisan terdahulu memang ada yang membutuhkan waktu yang lama bahkan seumur hidup. Contoh paling nyata adalah kasus-kasus gangguan jiwa berat seperti skizofrenia yang berulang kali kambuh dan dirawat bolak balik rumah sakit jiwa. Kasus seperti ini tentunya lebih baik jika mendapatkan pengobatan lama bahkan seumur hidup. Pasien akan mendapatkan banyak manfaat dari pengobatan yang rutin dan teratur daripada yang hanya sesekali yang akan sangat mudah memicu terjadinya kekambuhan gejala. Kualitas hidup pasien akan meningkat.
Contoh lain adalah Depresi Berat (Major Depression) berulang yang menimbulkan penurunan kualitas hidup yang nyata. Pada kasus Depresi yang episode pertama memang banyak kepustakaan mengatakan bahwa pengobatan bisa dilakukan cukup 6 bulan sejak lepasnya gejala. Hal ini untuk memberikan perbaikan dan mencegah keberulangan. Walaupun pada kenyataanny keberulangan Depresi Berat walaupun sudah diobati cukup besar yaitu 50%. Pengobatan seumur hidup biasanya disarankan untuk pasien ini.
Jangan terburu-buru
Ada beberapa pasien yang sering berusaha melepaskan obatnya sendiri tanpa saran dari psikiaternya. Alasannya lagi-lagi adalah ketakutan akan ketergantungan. Seperti saya sudah jelaskan di artikel-artikel sebelumnya, obat psikiater yang diberikan biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk bekerja baik memperbaiki sistem saraf yang tidak seimbang. Jika kondisi ini terjadi maka diharapkan adanya upaya mempertahankan dosis yang sudah disarankan sampai beberapa bulan. Melepaskan obat tiba-tiba tanpa petunjuk dokter yang memberikan sering kali menimbulkan kekambuhan yang sama-sama tidak diharapkan.
Jikalau sudah memang harusnya berhenti atau berkurang dosisnya biasanya psikiater akan menyarankan.
Bisa Lepas
Jika pasien bertanya kepada saya apakah dirinya bisa lepas obat, maka untuk pasien dengan gangguan cemas atau depresi saya katakan bisa lepas. Walaupun kadang bisa kambuh lagi tetapi kebanyakan bisa lepas pengobatan dengan gejala yang dialami sebelumnya berubah secara signifikan atau menghilang sama sekali.
Untuk beberapa kasus memang sering kali makan obat agak panjang bisa setahun sampai dua tahun. Hal ini disebabkan karena adanya sistem persarafan di tiap pasien berbeda-beda sehingga upaya untuk kesembuhannya pun berbeda. Ada yang ketidakseimbangannya masih dalam taraf ringan maka perbaikan cepat didapatkan dan pasien juga tidak lama-lama makan obat.
Semoga penjelasan sedikit ini bisa memberikan informasi tentang mengapa kadang obat psikiater diberikan lama.
Salam Sehat Jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar