Oleh : dr.Andri,SpKJ,FAPM (Psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera)
Saya dalam praktek lebih banyak berkutat dengan pasien-pasien yang mengalami gangguan cemas ataupun depresi terutama sekali yang mengalami gejala-gejala psikosomatik. Seringnya berhadapan dengan paien seperti ini saya menjadi lebih memahami ada suatu kemiripan yang hampir banyak dialami oleh pasien gangguan cemas yaitu takut akan sesuatu yang berkaitan dengan kematian.
Pasien gangguan cemas biasanya merasa tidak nyaman dengan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit dan kematian. Mendengar kabar tetangga yang sakit keras atau meninggal bisa membuat pasien yang mengalami gangguan cemas jadi tidak nyaman dan mengalami gejala-gejala kembali. Berita-berita artis yang mengalami masalah jantung dan akhirnya meninggal juga sering jadi pemicu terjadinya kekambuhan gejala walaupun sebelumnya sudah lebih enak.
Takut Terbang
Kemiripan lain yang sering saya temukan pada kasus-kasus gangguan cemas adalah : TAKUT TERBANG. Pasien yang mengalami gangguan cemas sering kali mengatakan kesulitan untuk mengendalikan kecemasannya jika berada dalam pesawat terbang. Buat mereka, ruangan tertutup dan kemungkinan tidak bisa "turun di tengah jalan" saat menaiki pesawat bisa sangat mungkin memicu kecemasannya. Saya sering mendapatkan cerita bahwa sejak mengalami masalah kecemasan pasien saya tidak pernah berani lagi naik pesawat terbang. Bahkan ada cerita salah satu pasien pernah menunda suatu pesawat terbang gara-gara ketika pintu sudah ditutup, pasien ingin turun dari pesawat dan tidak sanggup melanjutkan penerbangan.
Beberapa pasien lain mengatakan pengalaman terbang yang sangat tidak nyaman sehingga membuat perjalanan pesawat menjadi sangat menyiksa. Hal ini menyebabkan banyak pasien akhirnya memutuskan tidak terbang kecuali sangat terpaksa. Tidak heran banyak yang kariernya agak terhambat karena selalu menolak untuk bepergian dengan pesawat walaupun itu tugas kantor. Lain pasien pernah mengeluh karena keluarga mengeluh tidak bisa kemana-mana dengan pasien karena pasien tidak mau liburan dengan mengggunakan pesawat.
Berita Kecelakaan Pesawat
Berita kecelakaan pesawat walaupun sangat jarang membuat pasien gangguan cemas panik yang sudah takut terbang semakin takut. Belakangan ini sejak adanya peristiwa jatuhnya pesawat QZ8501 dan pemberitaan yang terus menerus tentang hal ini membuat banyak pasien mengalami kekambuhan gejala walaupun sebelumnya sudah lebih nyaman.
Mereka semakin khawatir ke depannya untuk terbang. Sayangnya pasien kasus gangguan cemas tidak mampu berpikir secara rasional terkait dengan terbang itu sendiri. Apalagi jika dikatakan kepada mereka kalau memang takdir tidak akan ada yang bisa menolak. Konsep seperti itu mereka sendiri sudah tahu tetapi tetap bagi mereka kecemasannya tidak bisa hilang. Itulah yang membedakan kecemasan sebagai penyakit dengan kecemasan biasa yang bisa dialami seseorang.
Saran saya untuk pasien gangguan cemas yang masih dalam pengobatan, ada baiknya menghindari pemberitaan terus menerus tentang Air Asia QZ8501. Sulitnya adalah hampir semua media baik online maupun cetak memberitakan. Jika tidak nonton televisi tapi membuka Facebook atau Twitter isinya tetap berkaitan dengan QZ8501. Jika memang belum mampu beradaptasi ada baiknya pasie mencoba lepas dari segala pemberitaan itu. Jika karena pemberitaan QZ8501 ini mengalami kekambuhan kembali, maka ada baiknya pasien segera mengunjungi dokter jiwanya kembali agar mendapatkan terapi yang sesuai keadaanya saat ini.
Semoga bermanfaat. Salam Sehat Jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar